agra-indonesia.org, Jakarta.Peringatan hari buruh Internasional yang jatuh pada tanggal 1 Mei, tetap diperingati puluhan ribu buruh dengan turun ke jalan, meskipun sudah di tetapkan sebagai hari libur untuk memperingati hari buruh Intenasional melalui keputusan Presiden No. 24 tahun 2013 mereka tetap memperingati haru buruh dengan demonstrasi di depan Istana Negara (1/05/2014)
Pasalnya penetapan 1 Mei sebagai hari libur untuk peringatan hari buruh Internasional, bukalan semata-mata hadiah dari pemerintah, tetapi proses panjang perjuangan kaum buruh di Indonesia sejak tahun 1990 an. Lebih lanjut berbagai persoalan yang di hadapi oleh buruh semakin kompleks, masalah politik upah murah, kebebasan berserikat, masih diberlakukannya sitem kerja kontrak dan outsourcing, dan belum diberikannya jaminan kesehatan yang sepenuhnya di tanggung oleh Negara, adalah masalah yang kongret kaum buruh Indonesia dan menjadi fokus perjuangan saat ini, begitu tegas Rudy HB Daman ketua umum Gabungan serikat Buruh Independen (GSBI) yang sekaligus Koordinator Front Perjuangan Rakyat.
Rudy HB Daman menambahkan, bahwa peringatan hari buruh di gelar di berbagai daerah dan tidak hanya di peringati oleh kaum buruh, Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang merupakan aliansi patriotik yang terdiri dari buruh tani, mahasiswa, perempuan, buruh migran, dan organisasi lingkungan (GSBI, AGRA, PMKRI, GRI, FMN, WALHI, ATKI) menegaskan bahwa peringatan hari buruh ini juga sebagai momentum untuk mengkampanyekan persoalan seluruh rakyat ditengah ilusi PEMILU akan perubahan bagi rakyat. Karenanya FPR mengusung tema “Gerakan Rakyat menuntut penghentian perampasan upah, kerja, tanah dan SDA, serta diberikannya jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang sepenuhnya ditanggung oleh Negara”
Dalam orasinya, Ridwan Hasanudin pimpinan Pusat AGRA menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan perjuangan kelas buruh Indonesia atas ditetapkannya 1 Mei menjadi hari libur untuk memperingati hari buruh Internasional. Ridwan juga menjelaskan, bahwa AGRA sebagai organisasi tani tingkat nasional, yang menggorganisasikan, petani, nelayan dan suku bangsa minoritas (Masyarakat Adat) mengambil bagian dalam peringatan hari buruh serempak di berbagai daerah, keputusan ini dilandasi atas pandangan bahwa persoalan yang di hadapi oleh kaum buruh tidak bisa terlepas dari persoalan yang di hadapi oleh petani.
Politik upah murah di Indonesia memiliki basis sosial persoalan di pedesaan, masifnya perampasan tanah yang melahirkan cadangan tenaga kerja dan bermigrasi kekota, adalah syarat utama dari diberlakukannua politik upah murah di Indonesia. Perjuangan kaum tani untuk reforma Agraria sejati adalah pondasi atas pembangunan industri nasionalsebagai tuntutan dan cita-cita kelas buruh dan seluruh Rakyat Indonesia, tanpa reforma Agraria sejati mustahil, Industri naional dapat di bangun di Indonesia, sebab bagaimana mungkin membangun Industri nasional jika sumber kekayaan alam di dominasi dan dikuasi oleh Imperialisme yang bekerja sama dengan borjuasi besar komperador dan tuan tanah besar melalui pemerintahan boneka.
Karenanya keterlibatan kaum tani dalam peringatan hari buruh Internasional, merupakan upaya nyata untuk terus memupuk dan memperkuat aliansi dasar buruh dan tani, sebagai kekuatan pokok perubahan di Indonesia. Dalam orasi penutupnya Ridwan menyampaikan pandangan dan sikap AGRA terkait dengan pemilu bahwa tidak ada sedikitpun syarat akan lahir sebuh pemerintahan yang anti terhadap Imperialisme dan anti terhadap Feudalisme dalam pemilu 2014, karenanya hanya terus memperkuan dan memperluas organisasi untuk memperkeras perjuangan reforma agraria sejati dan pembangunan industry nasional adalah jaminan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar